PENDIDIKAN DUNIA KETIGA

( KAJIAN TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

DI NEGARA-NEGARA DUNIA KE TIGA )



I. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan strategi utama suatu bangsa dalam membangun Negaranya agar

maju seperti negara-negara lain di belahan dunia. Karena pendidikan merupakan

pilar-pilar yang mampu mencerdaskan kehidupan masyarakat agar memiliki sumber

daya manusia berkualitas dan mampu bersaing di era golbalisasi. Namun, faktanya

yang terjadi bahwa walaupun semua unsur Pemerintah di suatu negara telah

berusaha untuk mencapai mutu pendidikan yang mampu melahirkan sumber daya

manusia yang di harapkan berkualitas, ternyata tidak mudah mencapai hasil yang

di inginkan. Hal ini tentunya karena berbagai faktor yang ada di dalam

masyarakat itu sendiri, serta faktor dari luar seperti penyalahgunaan teknologi

informasi dan lain sebagainya yang dapat menghambat pembangunan manusia di ranah

pendidikan.



Dewasa ini, di negara-negara maju dapat kita lihat bahwa sebagaian besar

masyarakatnya yang berlatar belakang pendidikan berkualitas siap bersaing dan

mampu menciptakan berbagai penemua-penemuan dan pembaharuan teknologi serta

pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat dunia. Kemudian bagaimana dengan

mutu pendidikan negara-negara dunia ketiga yang masih saja di anggap sebagai

negara sedang berkembang atau bahkan negara tertinggal ? Apakah masyarakatnya

juga mampu dan memiliki kesempatan yang sama dalam meraih prestasi yang telah

lama di raih oleh negara-negara maju ? Mari kita diskusikan…





II. IDENTIFIKASI MASALAH



Dalam artikel yang terdapat di situs Wikipedia memaparkan bahwa istilah

subyektif Dunia Pertama, Dunia Kedua, dan Dunia Ketiga, dapat dipergunakan untuk

membagi negara-negara di muka bumi ke dalam tiga kategori yang luas. Kata Dunia

Ketiga adalah istilah yang pertama kali diciptakan pada tahun 1952 oleh seorang

demografer Perancis yaitu Alfred Sauvy, yang bertujuan untuk membedakan

negara-negara yang tidak bersekutu dengan Blok Barat ataupun Blok Soviet pada

masa Perang Dingin. Namun, sekarang istilah ini sering dipergunakan untuk merujuk

negara-negara yang mempunyai Indeks Pengembangan Manusia PBB (IPM), terlepas

dari status politik mereka (artinya bahwa Republik Rakyat Cina, Rusia dan

Brasil, yang semuanya saling bersekutu dengan erat selama Perang Dingin,

seringkali disebut Dunia Ketiga). Namun, tidak ada definisi yang obyektif

tentang Dunia Ketiga atau "negara Dunia Ketiga" dan penggunaan istilahnya tetap

lazim.

Kemudian,sebagian orang di lingkungan akademis menganggap istilah ini sudah

kuno, kolonialis, diskriminatif dan tidak akurat. Namun, ternyata istilah ini

tetap dipergunakan. Pada umumnya, negara-negara Dunia Ketiga bukanlah

negara-negara industri atau yang maju dari segi teknologi seperti negara-negara

OECD, dan karena itu di lingkungan akademis digunakanlah istilah yang lebih

tepat secara politis, yaitu "negara berkembang".

Istilah-istilah seperti Selatan yang Global, negara-negara yang kurang makmur,

negara berkembang, negara yang paling kurang maju dan Dunia Mayoritas telah

semakin populer di kalangan-kalangan yang menganggap istilah "Dunia Ketiga"

mengandung konotasi yang menghina atau ketinggalan zaman. Para aktivis

pembangunan juga menyebutnya Dua Pertiga Dunia (karena dua pertiga dunia

tertinggal di dalam pembangunan) dan Selatan. Istilah Dunia Ketiga juga tidak

disukai karena istilah ini menyiratkan pengertian yang keliru bahwa

negara-negara tersebut bukanlah bagian dari sistem ekonomi global. Sebagian

orang mengklaim bahwa ketertinggalan Afrika, Asia dan Amerika Latin pada masa

Perang Dingin dipengaruhi, atau bahkan disebabkan oleh manuver-manuver ekonomi,

politik, dan militer di masa Perang Dingin yang dilakukan oleh negara-negara

yang paling kuat saat itu.



Di Bidang pendidikan, terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi oleh suatu

negara, baik bagi negara berkembang ataupun negara tertinggal, menurut analisa

saya diantaranya yaitu :



1. Sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai

2. Tenaga Pengajar dan peserta didik yang gagap teknologi

3. Etos atau semangat yang ada dalam diri individu tersebut yang kurang

menunjukkan adanya usaha untuk merubah diri kearah lebih baik

4. Kebijakan Pemerintah yang penerapannya hanya bersifat semu dan setengah hati,

sehingga sistem pendidikan yang direncanakan tidak mencapai hasil yang di

targetkan.



Bila ditarik dalam sebuah hipotesa yang masih memerlukan penelitian lebih

mendalam, maka saya berani mengutarakan bahwa sistem pengadopsian pendidikan

negara maju yang di lakukan negara berkembang maupun negara teringgal sebenarnya

bisa diterapkan dengan baik dan mendapat hasil yang di inginkan apabila sistem

yang direncanakan tersebut di realisasikan sebagaimana mestinya. Dewasa ini

negara dunia ketiga mampu untuk mensejajarkan diri minimal sama dengan negara

berkembang, hal ini dapat kita lihat dari negara Republik Rakyat Cina yang

dahulunya termasuk dalam negara dunia ketiga yang tergolong dalam negara yang

memiliki tingkat kepadatan penduduk paling banyak di dunia, kini mampu

memproduksi dan mengeksport berbagai produk hasil percontohan dari negara maju

dan negara berkembang. Dari mainan anak-anak sampai dengan alat-alat elektronik

yang harganya lebih murah, bisa di jangkau oleh masyarakat dengan kelas ekonomi

menengah ke bawah. Walaupun dari segi mutunya mungkin masih jauh tertinggal

namun bisa kita lihat bahwa produk dari RRC mampu merambah pasar dunia negara

berkembang seperti Indonesia. Hal ini tentunya pasti di dukung oleh sumber daya

manusia yang mampu mempelajari hasil pengetahuan dan teknologi negara maju, yang

kemudian mereka pun menciptakan produk yang orang-orang bilang “imitasi” dari

produk yang sebenarnya. Istilah tersebut lantas tidak membuat mereka “patah

arang” karena buktinya produk “imitasi” RRC banyak juga di gunaka oleh konsumen.

Menurut hemat saya, kesusksesan yang di raih oleh RRC juga karena bantuan dari

Pemerintahnya yang Pro terhadap hasil karya anak bangsanya. Dari hal itu pun

dapat dilihat bahwa pendidikan di RRC sudah maju pesat, dan layak untuk di

posisikan sedikit di atas negara berkembang namun belum mencapai pada garis

posisi negara maju. Politik perdagangan yang mereka miliki dan kembangkan

merupakan salah satu contoh pendidikan terapan yang turun temurun berhasil

membawa negara mereka kearah yang lebih maju.







III. PEMBAHASAN

Auguste Comte dalam buku Sosiologi suatu pengantar ( Soerjono Soekanto ) hal :

347 memaparkan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk melihat jauh ke muka

serta untuk mengendalikan tujuannya. Pernyataan ini kemudian dikembangkan lebih

lanjut oleh Lester F.Ward dengan menggunakan istilah Social Telesis untuk

menunjukkan arah yang dituju suatu masyarakat. Hal ini kemudian lebih dikenal

dengan teori perencanaan sosal ( Social Planing ), yang ternyata dewasa ini

menjadi ciri masyarakat yang sedang mengalami perubahan atau perkembangan.

Menurut Sosiologi, suatu perencanaan sosial harus didasarkan pada pengertian

yang mendalam tentang bagaimana kebudayaan berkembang dari taraf yang rendah ke

taraf modern dan kompleks dimana dikenal industri, peradaban kota, dan

selanjutnya. Selain itu, harus pula ada pengertian terhadap hubungan manusia

dengan alam sekitar, hubungan antara golongan-golongan dalam masyarakat dan

pengaruh-pengaruh penemuan-penemuan baru terhadap masyarakat dan kebudayaan.

Suatu perencanaan sosial haruslah didasarkan pada spekulasi atau idam-idaman

pada keadaan yang sempurna. Perencanaan sosial, dari sudut sosiologi, merupakan

alat untuk mendapatkan perekembangan sosial, dengan jalan menguasai serta

memanfaatkan kekuatan alam dan sosial serta menciptakan tata tertib sosial.

Selain itu, perencanaan sosial juga bertujuan untuk menghilangkan atau membatasi

keterbelakangan unsur-unsur kebudayaan material atau teknologi.



Dapat kita lihat dari identifikasi permasalahan yang saya paparkan tentang

kemajuan yang di perjuangkan oleh RRC dari keterpurukan dengan lebel negara

dunia ketiga yang di cap oleh Negara Adidaya ( Amerika Serikat ) bila

dihubungkan dengan teori perencanan social maka dapat kita lihat bahwa RRC

memiliki perencanan social yang sangat berkompeten. Karena RRC mampu membuktikan

bahwa perencanaan yang mereka buat mampu mereka realisasikan walaupun dalam

jangka waktu yang lama dan hasil produk yang masih jauh dari mutu kelas dunia,

namun faktanya produk mereka bisa menembus beberapa negara berkembang dan secara

otomatis RRC pun di pandang sebagai negara berkembang bahkan lebih maju dari

negara-negara yang mengaku sebagai negara berkembang. Menurut saya benar apa

yang di paparkan oleh Auguste Comte bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk

melihat jauh ke muka serta untuk mengendalikan tujuannya. Jadi, walaupun manusia

itun berada pada ranah yang terpinggirkan seperti di negara duia ketiga, tetapi

apabila manusia yang ada di dalam masyarakatnya mampu melihat peluang dan

mengendalikan tujuannya maka pasti hal-hal yang hanya impian pasti bisa di raih.



Kemudian RRC pun mampu menjalin hubungan manusia atau social dengan negara

penghasil bahan mentah yang dapat mensuplay bahan-bahan industry yang RRC

butuhkan sehingga mudah dalam proses produksi barang yang akan dihasilkan, RRC

bisa menembus hubungan antara golongan-golongan dalam masyarakat dan membaca

pengaruh-pengaruh penemuan-penemuan baru terhadap masyarakat dan kebudayaan

sehingga RRC kemudian mengimitasikan produk unggulan yang dihasilkan

negara-negara maju. Jadi bisa disimpulkan bahwa Perencanaan sosial merupakan

alat untuk mendapatkan perekembangan sosial pula.



Dalam buku Ilmu Sosial dasar karangan Dr. M. Munandar Soelaeman dipaparkan

bahwa kemiskinan itu diantaranya yaitu kemiskinan buatan. Begitu pula dengan

kemiskinan yang di alami oleh RRC sebenarnya juga bisa digolongkan dalam

kemiskinan buatan, salah satunya karena struktur ekonomi, politik, social, dan

kultur. Jadi, apabila struktur tersebut bisa di benahi dengan perencanaan sosial

yang di usahakan dengan serius maka kemiskinan buatan akan segera teratasi,

namun membutuhkan waktu yang relative tidak singkat.



Selanjutnya dalam buku Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan karangan

Drs. M. Dimyati Mahmud memaparkan tentang Teori Pemrosesan Informasi, bahwa

orang atau manusia adalah pemroses informasi yang aktif ( teori kognitif ). Di

prakarsainya pengalaman-pengalaman yang mengarah pada belajar, dicarinya

informasi-informasi untuk memecahkan persoalan dan disusunnya kembali hal yang

telah diketahuinya untuk belajar lebih lanjut. Kalau ada tujuan yang ingin

diraihnya, secara aktif dia memilih, berbuat, menunjukkan perhatiannya dan

melakukan banyak hal yang lain. Lagi-lagi menurut hemat saya RRC berhasil karena

salah satu usahanya yang tidak putus asa dalam pemrosesan informasi yang di

kumpulkannya kemudian di prosesnya untuk menghasilkan suatu produk yang hampir

mirip atau bahkan sedikit lenih unggul dari negara berkembang. Salah satu

contohnya blackberry buatan RRC yang kini merajai pasar Indonesia, kini memiliki

video call, sedangkan Blackberry butan Jerman baru punya aplikasi Blackbery

Masseggers untuk sesama pengguna.









IV. KESIMPULAN

Dari permasalahan yang saya angkat diatas, dapat saya simpulkan bahwa sebenarnya

negara dunia ketiga pun memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama untuk bisa

setara dan maju ke tingkat berikutnya, baik itu negara dunia kedua maupun

sebagai negara dunia pertama yang merajai dunia tau lebih dikenal dengan negara

maju. Beberapa teori yang bisa dikaitkan dengan permasalahan tersebut yaitu

teori perencanaan sosial dan teori pemrosesan informasi yang dapat membawa suatu

negara keluar dari permasalahan kemiskinan buatan yang bisa membawa dampak pada

label “Negara Dunia ke Tiga”.







V. DAFTAR PUSATAKA



Buku :

Dimyati Mahmud M. 1990. Psikologi Pendidikan Suatu pendekatan Terapan. BPFE :

Yogyakarta.



Faturochman. 2006. Pengantar Psikologi Sosial. Pusataka : Yogyakarta.

Ritzer George, J.Goodman Douglas.2008 Teori Sosiologi Edisi Terbaru. Kreasi

Wacana : Yogyakarta.

Soekanto Soerjono.2009. Sosiologi Suatu pengantar. PT.Raja Grafindo Persada :

Jakarta.



Soelaeman Munandar M. 2000. Ilmu Sosial Dasar : Teori Dan Konsep Ilmu Sosial.

PT.Refika Aditama : Bandung.



Soemanto Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.

PT. Rineka Cipta : Jakarta.



Internet :

http://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_Ketiga
  • Provinsi Kep.Bangka Belitung

    Provinsi Kep.Bangka Belitung

    Pengikut

    Mengenai Saya

    Foto saya
    Pangkalpinang, Bangka Belitung, Indonesia
    presenter news n host talkshow di tv lokal bangka belitung

    Kontak YM