PARADIGMA GURU KAYA
Dunia pendidikan menjadi hal yang awam
bagi saya yang dasarnya buka lah seorang Guru. Namun, siapa pun
kita di luar rumah, tentunya di dalam keluarga kita adalah guru bagi anak-anak
di rumah. Yang juga di Gugu dan di tiru oleh anak-anak. Sehingga menjadi
hal yang wajib bagi kita untuk mengetahui pola pengajaran bagi anak-anak sesuai
dengan karakter dan perilaku mereka yang harus terus di arahkan dan dibimbing.
Dalam berbagai
artikel dan berita pada surat kabar yang menginformasikan bahwa dalam dunia
pendidikan saat ini memiliki tantangan semakin kompleks. Maka dibutuhkanlah
berbagai inovasi dan kreasi dalam pola pengajaran Bunda dan Ramanda di
sekolah.
Saya sangat
mengapresiasi konsep Pumping Teacher and Pumping Student oleh Bapak Dr. Amir
Tengku Ramli. Karena melalui konsep ini, adanya pembaharuan dalam memperkuat
akar profesi Guru dan anak didiknya. Deangan konsep ini lah, Paradigma Guru
Kaya bukan hanya sekedar kalimat penggugah semangat. Namun juga sebagai usaha
nyata dalam mewujudkan Guru Kaya.
Kaya di sini bukan berarti menjadi Guru yang
banyak harta dunia, melainkan Guru yang memiliki banyak ilmu, pengetahuan, dan teknik
dalam mendidik anak-anak didiknya. Agar terlahir anak-anak cerdas IQ dan EQ
nya.
Untuk menjadi Guru Kaya, tentunya harus
mencintai profesinya. Bukan hanya sekedar untuk memenuhi kewajiban saja yang
kadang ditinggalkan dan hanya memberikan tugas-tugas di Lembar Kerja Siswa bagi
anak didiknya. Bagaimana mencintai Profesinya ? yang Out Putnya yaitu dapat
menjadikan diri sebagai Guru Kaya ?
yaitu mari, lakukan hal berikut :
Akar Kuat Profesi Guru :
1. Keyakinan kuat Pengajar dan muridnya.
2. Kesadaran diri yang kuat pada pengajaran
yang diberikan, yang membentuk nilai-nilai kebaikan. ( Jangan setengah hati)
3. Memahami perilaku dan karakter pengajaran
yang dilakukan.
Jadi Guru kaya, pada hakekatnya memiliki
visi dan misi yang jelas akan keberadaannya sebagai Guru. Guru Kaya akan memperkaya
diri dengan ilmu sebagai bekal untuk mendidik dan membentuk karakter serta
perilaku anak didiknya. Bukan memperkaya diri dengan harta, mencuri waktu untuk
berbisnis di jam-jam yang seharusnya ia berada di kelas. Mari ubah paradigma dari
Guru Pekerja menjadi Guru Kaya yang mampu memadukan kompetensi pribadi dengan
kompetensi profesinya, melalui konsep Design Teacher, agar kehadiran kita
ditunggu dan dirindukan oleh anak-anak didik.
PUMPING HR MODEL
Pumping HR model mengandung aset-aset penting
yang tidak tampak (intangible) yang sangat dibutuhkan individu dan organisasi,
yaitu 3 prinsip (values system, self awareness process), 12 kompetensi (visi,
leadership, manajemen, knowledge, motivasi, exercise (practice)) dan 5 langkah
tindakan (aksi) untuk sukses (statement, personality change, self controlling,
network collaboration, continuous improvement). Wirawan (2000) mengatakan
setidaknya ada 5 dimensi SDM dalam human capital, yaitu
(1) fisik manusia
(2) psikis manusia
(3) sifat atau karakteristik manusia
(4) Pengetahuan dan keterampilan manusia dan
(5) pengalaman manusia.
Hal tersebut menyangkut unsur tangible dan
intangible. Michael Zwell (2000) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kecakapan kompetensi seseorang, Yaitu:
(1) keyakinan dan nilai-nilai,
(2) keterampilan,
(3) pengalaman,
(4)karakteristik kepribadian,
(5) motivasi,
(6) isu emosional,
(7) kemampuan intelektual dan
(8) budaya organisasi
Secara garis besar konsep belajar Pumping HR
Model merupakan konsep belajar yang memadukan kualitas individu dengan
profesinya melalui 3 penguatan dasar yaitu
(1) spiritualitas,
(2) talenta dan
(3) kompetensi.
Pumping HR model merupakan model belajar
pengembangan kualitas individu dan keprofesian yang berbasis pada kekuatan
personality (talenta), personal competency dan professional competency
seseorang. Pumping HR model merupakan pengembangan dari dua pendekatan konsep
pengembangan SDM yang sering menjadi referensi perusahaan perusahaan
multinasional dalam pengembangan karyawannya, yaitu CBHRM (Competency Based
Human Resources Management) dan TBHRM (Talent Based Human Resources
Management).
Pengaruh Pelatihan Pengembangan SDM Berbasis Pumping HR Model
Berdasarkan konsep iceberg (2014) pelatihan pengembangan SDM berbasis
pumping HR model menyentuh 3 hal utama dalam pelatihannya, yaitu
(1) wilayah bawah sadar (unconscious) berupa sentuhan hati/jiwa,
(2) wilayah pra-sadar (pre-conscious) berupa sentuhan otak/pikiran, dan
(3) wilayah yang terlihat (conscious) berupa sentuhan fisik/pancaindera.
Implikasi model Iceberg pada manajemen training
SDM adalah pelatihan pengembangan SDM dibedakan berdasarkan pada bagaimana
nilai-nilai dan kompetensi itu bisa disampaikan dan menjadi nilai-nilai dan
keyakinan serta perilaku baru bagi peserta training. Nilai-nilai berupa makna,
Konsep diri, karakteristik pribadi dan motif merupakan hal yang tersembunyi dan
karena itu akan menjadi lebih sulit untuk dikembangkan melalui program training
yang biasa. Menurut Palan cara yang tepat dan hemat bagi organisasi untuk
mendapatkan unsur-unsur tersebut adalah melalui proses seleksi perilaku dan
karakter.
Principle power (akar sukses) memberikan
pengaruh bagi kesuksesan manusia dalam bekerja, karena dengan keyakinan maka
hambatan-hambatan psikologis dalam bekerja dapat diatasi. Dengan keyakinan akan
melahirkan paradigma yang positif dan visi yang jelas dalam bekerja. Principle
power dapat ditanamkan melalui penguatan nilai-nilai (core values), keyakinan
sukses dalam pekerjaan, optimalisasi talenta, penguatan kecerdasan spiritual
(SQ) dan penguatan kecerdasan emosi (EQ) manusia.
Competency power (batang/tiang sukses)
merupakan batang atau tiang-tiang untuk mencapai sukses. Hasil penelitian ini
didapatkan bahwa program pelatihan pengembangan SDM berbasis pumping model
memberikan pengaruh terhadap penguatan competency power peserta hingga 80
persen. Competency power dapat diperoleh dari penguatan dan pengembangan
kapasitas diri dan profesi melalui optimalisasi kerja otak, kecerdasan
intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ). Pumping model merumuskan ada 6
kompetensi dasar (core competency) yang harus dimiliki agar kapabilitas dan
kemampuan (skill) dapat dikuatkan dan dikembangkan dengan baik, yaitu: (1) visi
bekerja, (2) motivasi kerja, (3) kepemimpinan, (4) pengetahuan akan pekerjaan,
(5) manajemen diri dan pekerjaan, (6) praktek (do) atau latihan (exercise)
untuk mendapatkan pengalaman dalam bekerja. Untuk menjalankan 6 kompetensi utama
diatas dibutuhkan 6 dukungan kompetensi lainnya (supporting competency), yaitu
(1) mentalitas dalam bekerja, (2) moralitas, (3) spiritualitas, (4)
optimalisasi fungsi sensing-intuiting, (5) optimalisasi fungsi sensing-feeling,
dan (6) optimalisasi fungsi sensing-thinking.
Action power (buah sukses) merupakan kekuatan
untuk melakukan tindakan atau aktifitas kerja sehingga membuahkan hasil dan
prestasi. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa program pelatihan pengembangan
SDM berbasis pumping model di IPB mendorong peserta untuk melakukan
tindakan-tindakan sukses dalam pekerjaannya hingga 81,4 %. Action power dapat
dilakukan melalui aktifitas pancaindera secara pro aktif, optimalisasi
kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan adversity (AQ) dengan memberdayakan
pancaindera optimal dan mensinergiskan dengan kerja otak. Pumping HR model
merumuskan 5 aksi dasar dalam mencapai kesuksesan, yaitu
(1) membuat statement sukses,
(2) melakukan personality change ,
(3) mempraktekkan self controlling ,
(4) menerapkan sinergic collaboration , dan
(5) Perbaiki diri perbaiki ikhtiar perbaiki doa
secara terus menerus (self Continuous Improvement).
DAFTAR REFRENSI
Hari Sabtu, tanggal 03 Agsuus 2019